Bagi Frozzaholics penggila musik cadas, tentu sudah mengenal Jakarta Rockabilly. Komunitas yang  terbentuk pada awal Agustus 2011 ini sendiri awalnya merupakan kumpulan orang pencinta musik dari rockabilly itu tersebut. dalam perjalanannya, komunitas ini kemudian menjelma menjadi wadah apresiasi, ekspresi, musikalisasi, dan ajang berkumpul tukar pikiran dan apapun itu bagi anak mudah Jakarta.

Jakarta Rockabilly sendiri sebenarnya bukanlah sebuah organisasi atas nama musik, akan tetapi Jakarta Rockabilly merupakan sebuah komunitas di mana semua lapisan masyarakat bisa masuk di dalamnya dan menikmati musik sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Lebih jauh lagi, Rockabilly sendiri merupakan salah satu gaya yang sangat berpengaruh dalam dunia music rock n roll yang sudah ada sejak tahun 50an silam. Melihat sejarahnya, beberapa musisi besar yang dijadikan sebagai faktor pemicu dari kelahiran gaya ini adalah Elvis Presley, Jerry  Lee Lewis, Carl Perkins, Jhonny Cash dan tentu saja si fenomenal Chuck Berry.

Meskipun gaya hidup ini hanya berlangsung singkat, akan tetapi gaya bermusik rockabilly sampai saat ini masih terus dikenang dan bahkan menjadi salah satu pengaruh besar terhadap perkembangan musik Rock itu sendiri, terutama musik Rock n Roll yang memang menjadi akar dari kelahiran gaya Rockabilly.

Untuk masa sekarang, gaya musik ini sendiri sudah mulai ada perubahan. Terdapat memodernisasi dari berbagai sudut demi menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tempat di mana para pelaku gaya ini tinggal. Misalnya saja, jika dulu gaya rambut klimis dengan menggunakan pomade (jenis minyak rambut) menjadi gaya standar, maka sekarang gaya itu sudah mulai ditinggalkan, mengingat Jakarta memiliki suhu udara yang panas, jadi kurang sesuai dengan gaya itu sendiri.

Tidak itu saja, biasanya genre ini sangat identik dengan penggunaan tatto. Akan tetapi, untuk di Indonesia sendiri, sepertinya penggunaan tatto masih sering dicap sebagai hal yang tidak lazim dan lebih mengarah ke konotasi negatif, hal inilah yang kemudian memaksa para pencinta Rockabilly harus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitar.

So, bagaimanapun cara menikmati Rockabilly, tetap saja gaya itu akan tetap ada walaupun sudah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan juga lingkungan. Rockabilly tempatnya di hati, bukan di penampilan. Setuju tidak Frozzaholics?